Benarkah Gangguan Tidur Merupakan Gejala Gangguan Jiwa?

KFTD - Secara umum, seseorang dikatakan mengalami gangguan jiwa apabila gejala yang dialami telah mengganggu fungsi sosial, pekerjaan, atau kehidupan sehari-hari dalam jangka waktu tertentu. 

Setiap gangguan memiliki serangkaian gejalanya sendiri yang bisa sangat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahannya. Salah satu yang umum dialami adalah gangguan atau perubahan pada kebiasaan tidur. Namun, banyak orang yang menganggap bahwa mengidap gangguan tidur adalah pertanda orang tersebut mengalami gangguan jiwa. 

Lalu, apakah benar orang yang mengalami gangguan tidur adalah pertanda bahwa ia juga mengalami gangguan jiwa?


Apakah Gangguan Tidur Pertanda Mengalami Gangguan Jiwa?

Orang dengan gejala gangguan jiwa bisa mengalami sulit tidur, atau justru tidur lebih lama dari biasanya. Meski begitu, bukan berarti setiap kondisi gangguan tidur merupakan tanda gangguan jiwa.

Gangguan tidur juga bisa disebabkan oleh banyak hal lain, tidak melulu karena masalah kesehatan mental. Jadi, penting untuk tidak melakukan self-diagnosis gangguan jiwa, hanya karena mengalami gangguan tidur.

Apa Saja Gejala Gangguan Jiwa?

Gejala gangguan jiwa lainnya yang perlu dikenali, di antaranya adalah adanya rasa ketakutan atau kegelisahan yang berlebihan, merasa takut, cemas, gugup, atau panik.
Selain itu, ada perubahan suasana hati, seperti kesedihan yang mendalam, ketidakmampuan untuk mengekspresikan kegembiraan, ketidakpedulian terhadap situasi, perasaan putus asa, tawa pada waktu yang tidak tepat tanpa alasan yang jelas, atau pikiran untuk bunuh diri.

Gangguan jiwa juga menampakkan gejalanya ketika seseorang mengalami masalah berpikir. Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi atau masalah dengan ingatan, pikiran, atau ucapan yang sulit dijelaskan. Timbul juga perubahan nafsu makan, seperti tidak nafsu makan atau justru makan berlebihan dari biasanya.

Orang yang mengalami gangguan jiwa biasanya akan menarik diri. Duduk dan tidak melakukan apa-apa untuk waktu yang lama atau berhenti dari aktivitas yang sebelumnya dinikmati.

Penting untuk dicatat bahwa adanya satu atau dua dari tanda-tanda tersebut tidak berarti bahwa kamu memiliki penyakit mental. Namun, itu menunjukkan bahwa kamu mungkin perlu evaluasi lebih lanjut.



Penulis: Dhesta Alfianti