Memahami Risk Appetite Statement: Batasan dan Tujuan dalam Strategi Bisnis

Dalam dunia bisnis yang dinamis, mengambil risiko adalah bagian tak terpisahkan dari upaya mencapai pertumbuhan dan inovasi. Namun, seberapa besar risiko yang harus dan boleh diambil? Jawaban atas pertanyaan ini dirangkum dalam satu konsep penting, yakni Risk Appetite Statement (Pernyataan Selera Risiko).

Prinsip ini menjadi landasan penting dalam Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) dan manajemen risiko di lingkungan PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD).

Apa Itu Risk Appetite Statement?

Berdasarkan definisi yang berlaku, Risk Appetite Statement adalah pernyataan formal yang menentukan sejauh mana perusahaan bersedia mengambil risiko dalam upaya mencapai tujuan bisnisnya. Pernyataan ini bukan sekadar toleransi terhadap kerugian, melainkan sebuah panduan strategis untuk:

  • Mengukur Kemauan: Menetapkan level dan jenis risiko yang dianggap dapat diterima atau bahkan dicari oleh perusahaan untuk meraih target.
  • Menjaga Keseimbangan: Memastikan bahwa kegiatan pengambilan risiko selaras dengan visi, misi, dan nilai-nilai inti perusahaan.

Dengan adanya Risk Appetite Statement, manajemen memiliki batas yang jelas, dan tahu kapan harus agresif (karena risiko berada dalam batas selera) dan kapan harus lebih berhati-hati (karena risiko mendekati batas toleransi).

Peran Risk Appetite dalam Pengambilan Keputusan

Seperti yang digambarkan dalam ilustrasi, Risk Appetite berada dalam spektrum yang berhubungan dengan dua konsep krusial lainnya:

1. Risk Capacity (Kapasitas Risiko)

Ini adalah jumlah maksimum kerugian finansial yang mampu ditanggung perusahaan tanpa mengalami kegagalan atau kesulitan operasional yang fatal. Dengan kata lain, Risk Capacity adalah batas fisik atau keuangan perusahaan.

2. Risk Tolerance (Toleransi Risiko)

Ini adalah batas atas dari setiap jenis risiko spesifik yang tidak boleh dilampaui. Sementara Risk Appetite menetapkan target risiko yang ingin dicapai, Risk Tolerance menetapkan batas pengawasan.

Fungsi utama Risk Appetite Statement adalah membantu organisasi mengarahkan pengambilan keputusan dan tindakan manajemen terkait risiko, sehingga selaras dengan kerangka strategis perusahaan. Hal ini memastikan:

  • Konsistensi: Semua unit kerja mengambil risiko pada level yang sama dan terukur.
  • Optimalisasi: Sumber daya dialokasikan secara efisien untuk risiko yang memberikan imbal hasil tertinggi.
  • Transparansi: Pemangku kepentingan memiliki pemahaman yang jelas tentang filosofi risiko perusahaan.

Risk Appetite di KFTD

Bagi PT Kimia Farma Trading & Distribution, yang beroperasi di sektor farmasi dan alat kesehatan, Risk Appetite Statement sangat penting. Hal ini memandu keputusan krusial, seperti:

  • Inovasi Produk: Berapa banyak risiko investasi yang bersedia diambil untuk produk baru?
  • Ekspansi Pasar: Berapa banyak risiko operasional dan keuangan yang dapat ditanggung saat membuka jalur distribusi di wilayah baru?
  • Manajemen Kualitas: Tingkat risiko apa yang dapat diterima dalam proses kepatuhan dan distribusi (misalnya, risiko kegagalan suhu dalam rantai dingin harus sangat rendah).

Dengan menetapkan Risk Appetite Statement secara jelas, KFTD memastikan bahwa setiap langkah strategis yang diambil tidak hanya ambisius dalam mencapai tujuan bisnis, tetapi juga amanah dan bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan publik dan integritas perusahaan.

Komitmen Manajemen Risiko KFTD

Direksi dan seluruh Insan KFTD berkomitmen penuh untuk membangun budaya risiko dan melaksanakan sistem manajemen risiko dengan tujuan menciptakan dan melindungi nilai Perusahaan. Komitmen ini didasarkan pada tujuh prinsip utama, antara lain:

  • Standar Global: Menggunakan ISO 31000:2018 sebagai dasar implementasi.
  • Tata Kelola Efektif: Menerapkan model tata kelola risiko tiga lini (three line model) yang efektif dan produktif.
  • Integrasi GRC: Menerapkan prinsip Good Corporate Governance, Risk & Compliance (GRC) secara terintegrasi dan berkesinambungan untuk meningkatkan nilai bagi pemangku kepentingan.
  • Pengambilan Keputusan: Menjadikan Sistem Manajemen Risiko sebagai bagian integral dari kerangka kerja tata kelola perusahaan untuk membantu pengambilan keputusan dan mencapai tujuan.
  • Budaya Risiko: Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui sertifikasi dan pelatihan untuk membangun budaya risiko pada seluruh Insan KFTD.

Setiap Insan KFTD bertanggung jawab atas pelaksanaan Kebijakan Sistem Manajemen Risiko di unit kerjanya masing-masing.

Tujuan: Edukasi Berkelanjutan Mengenai Tata Kelola Perusahaan oleh KFTD

Diterbitkan oleh: Corporate Communication KFTD

Disupervisi oleh: Unit Manajemen Risiko KFTD