Terus Menyebar dan Khawatir Jadi Pandemi, Apa itu Cacar Monyet?

KFTD - Belakangan ini, kasus cacar monyet cukup banyak diperbincangkan karena belum lama ini telah ditemukan pada sejumlah orang di Inggris dan juga di Amerika Serikat. Padahal sebelumnya, cacar monyet hanya ditemukan di wilayah-wilayah benua Afrika.

Berkaca pada Covid-19 dan juga hepatitis akut misterius yang melanda dunia, tentu banyak orang di dunia yang khawatir apabila cacar monyet akan terus meluas, mewabah, dan kemudian berubah statusnya menjadi pandemi. 

Namun, apa sebenarnya cacar monyet itu dan bagaimana cara mencegahnya? Melalui artikel ini, mari kita bahas bersama!


Apa itu Cacar Monyet?

Cacar monyet (monkeypox) adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus langka dari hewan (zoonosis), yang mana monyet sebagai inang utamanya. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1958, ketika wabah cacar ditemukan pada sejumlah kera yang dipelihara di laboratorium untuk penelitian. 

Kasus pertama cacar monyet ditemukan di Republik Demokratik Kongo, Afrika Selatan pada tahun 1970 dan kemudian menjadi endemik di Afrika Tengah dan Afrika Barat. Namun belakangan ini, cacar monyet terdeteksi di Inggris dan Amerika Serikat, dan dikhawatirkan akan semakin meluas karena penyakit ini bersifat menular dan tak jarang menyebabkan kematian.

Gejala

Secara umum, cacar monyet bergejala sama dengan cacar biasa (smallpox), yaitu demam dan juga muncul ruam pada kulit yang melepuh menjadi lenting berisi air. Namun perbedaannya, cacar monyet menimbulkan gejala lain yaitu pembengkakan pada kelenjar getah bening di area ketiak.

Cacar monyet bisa menyerang semua kalangan, baik bayi, anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Biasanya, orang yang terinfeksi cacar monyet akan menunjukkan gejalanya pada 6 sampai 16 hari setelah terpapar virus monkeypox. Adapun gejalanya adalah:
- Demam
- Sakit kepala hebat
- Sakit punggung
- Nyeri otot
- Lemas parah
- Muncul ruam berupa lenting di sekujur tubuh
- Pembengkakan kelenjar getah bening

Pencegahan dan Pengobatan

Penyakit ini menyebar melalui percikan liur yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka di kulit, yang berasal dari cakaran, cairan tubuh, atau gigitan hewan tikus, monyet, dan tupai yang terinfeksi virus monkeypox. Selanjutnya, virus ini menulari manusia ke manusia melalui droplet bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi. 

Sejauh ini, belum ada kasus cacar monyet yang terdeteksi di Indonesia. Oleh karena itu, belum tersedia obat-obatan atau vaksin untuk penyakit cacar monyet. Namun kita bisa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dan selalu cuci tangan menggunakan sabun, terutama setelah berinteraksi dengan hewan.




Penulis: Dhesta Alfianti