Jangan Keliru, Ini Mitos dan Fakta Seputar Vaksin Booster
KFTD - Pemerintah RI melalui Presiden RI Joko Widodo telah mengumumkan bahwa vaksin
booster sudah bisa digunakan dan sudah diselenggarakan sejak pertengahan Januari silam. Penggunaan vaksin booster ini bertujuan untuk meningkatkan kekebalan imun tubuh masyarakat Indonesia terhadap virus Covid-19 yang berpotensi menginfeksi kita semua.
Namun, belakangan ini banyak beredar hoaks atau mitos seputar vaksin booster di media
sosial. Bagaimana kita harus menyikapinya? Tentu dengan menyaring segala informasi yang masuk dan tidak menelannya mentah-mentah. Pastikan lagi kebenaran dari info-info
tersebut.
Berikut terangkum beberapa pernyataan yang muncul di media sosial terkait
dengan vaksin booster, dan mari kita ulas satu per satu.
1. Penyintas Covid-19 tidak perlu vaksin booster, mitos atau fakta?
Akhir-akhir ini banyak beredar di media sosial bahwa para penyintas Covid-19 tidak perlu
mendapatkan vaksin booster karena dianggap sudah memiliki kekebalan imun tubuh yang telah terbentuk pasca menderita Covid-19. Hal ini tentu mitos, ya. Karena sama halnya dengan mereka yang bukan penyintas Covid-19, para penyintas Covid-19 juga tetap harus di vaksin booster. Ini karena vaksin booster memiliki manfaat untuk meningkatkan kekebalan imun tubuh kita terhadap virus Covid-19 terlebih lagi terhadap varian yang baru, sehingga siapapun wajib mendapatkan vaksin booster, baik para penyintas maupun yang bukan penyintas.
2. Vaksin Moderna dan Pfizer dapat mengubah DNA, mitos atau fakta?
Beberapa waktu lalu sempat ramai di media sosial bahwa vaksin Moderna dan Pfizer dapat
mengubah DNA seseorang. Pernyataan ini tentu mitos, ya. Faktanya, jenis vaksin apapun
tidak ada yang bisa mengubah DNA seseorang. Ketika vaksin disuntikkan ke dalam tubuh, vaksin akan mengirim kode ke dalam tubuh kita dan "mengajari" kekebalan tubuh kita seperti apa virus Covid-19 ìtu. Jika sistem kekebalan tubuh kita menghadapi virus, maka
vaksin akan melakukan pertahanan menggunakan antibodi khusus dan ini tidak
mempengaruhi inti sel, sehingga tentu vaksin tidak dapat mengubah DNA penerimanya.
3. Vaksin tidak aman karena dikembangkan dalam waktu singkat, mitos atau fakta?
Belakangan ini, sempat terdengar berita bahwa vaksin Covid-19 tidak aman digunakan
karena dikembangkan hanya dalam waktu yang relatif singkat serta tidak diberitahukan
efeknya dalam jangka panjang. Padahal, kenyataannya, vaksin Covid-19 telah melewati
proses yang rumit sebelum dinyatakan aman dan bisa digunakan oleh para manusia di
dunia. Meskipun kelihatannya cepat, tetapi sebenarnya pengembangan vaksin Covid-19
mulai dari awal pembuatan vaksin sampai pada vaksin booster ini dikebut dengan tetap
memperhatikan prosedur yang berlaku, sehingga bisa lebih cepat digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Tetap waspada terhadap berita-berita hoaks yang beredar ya! Upayakan untuk menyaring
segala macam informasi yang beredar, jangan langsung percaya terhadap berita-berita yang muncul di media sosial. Pastikan bahwa berita atau pernyataan tersebut memiliki sumber yang kredibel dan dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk mengetahui hal ini, Anda bisa melakukan riset kecil seperti mencari ulang beritanya melalui situs atau sumber yang lain untuk memastikan kebenaran berita tersebut. Salam sehat!
Penulis: Dhesta Alfianti
