Mengenal Lebih Jauh Gejala Omicron Pada Anak-anak
KFTD - Akhir-akhir ini, kasus Covid-19 sedang meningkat, baik varian biasa maupun varian omicron, yang hingga kini masih banyak diperbincangkan masyarakat di sekitar kita. Tidak hanya orang dewasa, Covid-19 varian omicron juga beresiko tinggi menulari anak-anak. Terlebih, anak-anak masih sangat rentan tertular virus karena daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa. Setidaknya sampai artikel ini ditulis, penularan varian omicron pada anak-anak terus meningkat. Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian Kesehatan RI, jumlah kasus omicron pada anak-anak di Indonesia sejauh ini adalah sebanyak 324 kasus.
Meski varian ini bisa menular ke golongan anak-anak, terdapat beberapa perbedaan antara gejala omicron yang dirasakan oleh anak-anak dengan yang dirasakan oleh orang dewasa. Secara garis besar, gejala omicron lebih banyak menyerang saluran pernapasan manusia. Namun yang membedakan gejala varian omicron dengan gejala Covid-19 varian lainnya adalah para penderita varian omicron jarang mengalami anosmia dan sesak napas layaknya Covid-19 beserta varian-varian lainnya seperti Delta.
Gejala omicron yang terjadi pada anak-anak antara lain sebagai berikut:
1. Batuk Keras/Batuk Parau
2. Demam
3. Nafas Berat
4. Sakit Kepala
5. Pilek
6. Sakit Tenggorokan
7. Diare
Ketika anak Anda terinfeksi varian Omicron, Anda tidak perlu panik secara berlebihan. Sebaiknya tetap tenang, sembari mengenali tingkat kegawatan yang terjadi pada anak dan tahu kapan anak harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Adapun gejala-gejala omicron pada anak dengan tingkat kegawatan yang tinggi sehingga harus segera dibawa ke rumah sakit, antara lain:
1. Mengalami kejang
2. Muncul gejala sesak napas
3. Jarang minum, jarang buang air kecil
4. Muntah terus menerus
5. Diare tidak kunjung berhenti
6. Kesadaran pada anak mulai berkurang
Selalu lindungi anak-anak Anda dari paparan omicron dimanapun dan kapanpun Anda berada. Untuk saat ini, jangan bawa anak-anak Anda keluar rumah jika tidak diperlukan, dan selalu ajak anak Anda untuk menerapkan pola hidup sehat di tengah masa pandemi seperti saat ini. Salam sehat!
Penulis: Dhesta Alfianti
